metamulty-Piala Sudirman 2025 kembali jadi ajang pembuktian bagi para pejuang bulutangkis Tanah Air. Tapi siapa sangka, di babak penyisihan grup, ada satu momen yang bikin pecinta bulu tangkis Indonesia deg-degan — Jonatan Christie, sang andalan tunggal putra, dibuat kalang kabut saat India mengeluarkan jurus kejutan: memainkan Prannoy H.S!
Iya, kamu nggak salah baca! India, yang biasanya menurunkan Lakshya Sen atau Kidambi Srikanth, justru mengandalkan Prannoy H.S. Kejutan ini sukses bikin geger, bukan cuma di arena pertandingan, tapi juga di jagat maya. Netizen pun langsung bereaksi, dan nama Jonatan Christie mendadak trending. Gimana sih kronologinya? Yuk, kita kulik bareng!
Tensi Tinggi Sejak Drawing Grup
Indonesia dan India tergabung di grup neraka di Piala Sudirman 2025. Udah ketemu Korea Selatan, eh, masih harus ngelawan India yang makin padu secara kolektif. Di atas kertas, sektor tunggal putra Indonesia jadi harapan utama buat mencuri poin penting. Semua mata tertuju ke Jojo — panggilan akrab Jonatan Christie — yang tengah dalam performa apik usai menjuarai turnamen BWF Super 500 awal tahun ini.
Tapi India nggak mau kalah taktik. Mereka simpan satu kejutan: bukan Lakshya, bukan Srikanth, tapi Prannoy H.S. Dan ini bukan sembarang kejutan, guys. Prannoy dikenal punya gaya main yang ngotot, penuh power, dan sangat taktis kalau sudah nyangkut di reli panjang. Buat Jonatan, ini jelas bukan kabar baik.
Awal Pertandingan: Jojo Tertekan Sejak Game Pertama
Dari awal pertandingan, Jonatan kelihatan grogi. Bukan karena nggak siap, tapi mungkin nggak nyangka India bakal mainkan Prannoy. Strategi India sukses mengacak-ngacak persiapan mental dan teknis tim Indonesia, khususnya di tunggal putra.
Prannoy membuka game pertama dengan agresif. Smes kerasnya bikin Jojo beberapa kali kehilangan posisi. Gerakan Jojo jadi kaku, banyak kesalahan sendiri. Skor sempat tertinggal 6–11 saat interval. Pelatih langsung memberikan instruksi supaya Jojo mulai main lebih sabar, tapi tekanan Prannoy nggak menurun.
Akhirnya game pertama jatuh ke tangan India, 21–17. Netizen mulai was-was, “Aduh Jojo, jangan kalang kabut dong!”
Game Kedua: Jojo Bangkit, Tapi…
Di game kedua, Jonatan Christie coba ambil inisiatif. Dia mulai memainkan pola reli panjang dan netting tipis. Beberapa kali, dropshot-nya berhasil mengecoh Prannoy. Tapi ya itu tadi, Prannoy bukan lawan sembarangan. Dia punya pengalaman, punya stamina, dan mental yang nggak gampang patah.
Pertandingan pun makin panas. Skor kejar-kejaran, 15–15, 17–17, dan puncaknya 20–20. Tapi di saat krusial, Jojo justru melakukan dua kesalahan sendiri — satu shuttle-nya keluar lapangan, dan satu lagi gagal mengantisipasi net kill Prannoy.
Akhirnya, game kedua juga jadi milik India: 22–20. Indonesia pun harus merelakan poin tunggal putra, dan Jojo tertunduk kecewa. Tapi tunggu dulu, ini bukan akhir dari segalanya!
Netizen Heboh, Tapi Tetap Dukung Jojo
Usai laga, nama Jonatan langsung jadi topik hangat. Banyak yang kecewa, tapi lebih banyak lagi yang justru memberikan semangat. Di X (dulu Twitter), tagar #TetapBanggaJojo menggema. Bahkan para mantan pemain seperti Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro ikut menyemangati lewat unggahan mereka.
Kenapa netizen tetap mendukung? Karena semua tahu, ini bukan tentang kalah menang semata. Ini soal perjuangan, soal bagaimana Jojo tetap tampil fight sampai akhir, meskipun India mainkan kartu as yang tidak terduga.
Strategi India: Patut Diwaspadai
Kalau boleh jujur, langkah India memainkan Prannoy adalah strategi jenius. Mereka tahu Jonatan sudah menyiapkan pola untuk menghadapi Lakshya Sen. Tapi begitu Prannoy yang turun, semua skenario berubah. Inilah yang bikin Jojo sempat kelabakan — bukan karena dia kurang latihan, tapi karena perhitungan lawan berubah total.
Ini jadi pelajaran penting buat pelatih Indonesia. Di turnamen beregu, kejutan bisa datang dari mana aja. Adaptasi cepat jadi kunci. Mungkin ke depan, semua pemain harus siap hadapi siapa pun, bahkan yang jarang tampil sekalipun.
Jojo: “Saya Bertanggung Jawab, Tapi Masih Ada Harapan”
Dalam wawancara usai pertandingan, Jojo bicara dengan kepala tegak. “Saya minta maaf belum bisa kasih poin. Tapi saya belajar banyak dari pertandingan ini. Masih ada laga berikutnya, dan saya akan fight untuk Indonesia,” tegasnya.
Sikap ini yang bikin Jojo tetap dicintai Aremania bulutangkis — eh, maksudnya, pencinta bulutangkis Indonesia. Dia nggak cari alasan, dia bertanggung jawab, dan siap bangkit.
Ayo Dukung Terus Indonesia di Piala Sudirman!
Kekalahan Jojo dari Prannoy memang menyakitkan, tapi bukan akhir segalanya. Masih banyak sektor lain yang siap tampil maksimal: ganda putra, ganda campuran, bahkan sektor putri yang semakin solid. Piala Sudirman bukan milik satu orang, tapi perjuangan tim. Dan Jojo, tetap jadi bagian penting dari perjuangan itu.
Jadi, yuk kita tetap dukung Jonatan Christie dan seluruh skuad Garuda di Piala Sudirman 2025. Jangan cuma jadi komentator dadakan, tapi jadilah bagian dari semangat yang mendorong mereka bertarung sampai titik terakhir!